Kenapa Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Menjadi Rp 750 Ribu? Jangan Salah Paham, Simak Penjelasannya




Aktual Indonesia - Belakangan ini, sedang heboh harga tiket Candi Borobudur yang naik menjadi Rp 750 ribu per orang. Harga ini khusus bagi wisatawan domestik, sedangkan pengunjung mancanegara dibanderol USD 100 yang setara Rp 1,4 juta. Ternyata ada alasan kenapa tiket Borobudur naik.


Sebelumnya, harus dipahami bahwa harga tersebut berlaku bagi pengunjung yang ingin naik ke atas bangunan Candi Borobudur, sementara pengunjung yang ingin berwisata di pelataran candi, tiketnya masih berlaku harga normal. Lalu apa saja alasan kenapa tiket Borobudur naik?


Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono mengatakan harga tiket masuk kawasan candi untuk wisatawan domestik Rp 50 ribu dan wisatawan mancanegara USD 25.


Edy Setijono mengatakan, keputusan harga tiket naik ke bangunan candi sebesar Rp 750 ribu untuk wisnus dan USD 100  untuk wisman ditetapkan melalui rapat koordinasi dengan pemerintah pusat. Berikut alasannya.


1. Melindungi bangunan candi

Menurut Edy, jumlah pegunjung yang naik ke bangunan candi sebelum pandemi mencapai 10 ribu orang per hari, sehingga berdampak pada bangunan Candi Borobudur yang mulai mengalami pengikisan dan penurunan.


Kini, untuk melindungi bangunan candi, kuotanya hanya dibatasi hingga 1.200 orang saja per hari, sehingga yang boleh naik ke bangunan candi hanya mereka yang bersungguh-sungguh dengan membayar tiket masuk sebesar yang disebutkan di atas.


"Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya," jelas Edy.


"Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sungguh, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp750 ribu, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi," katanya.


2. Mewujudkan sinergi antara wisata dan konservasi

Edy Setijono menambahkan, pemerintah mulai berbenah dan merencanakan pariwisata yang tetap memperhatikan budaya dan konservasi. Dengan adanya filter antara pengunjung di pelataran dan bangunan candi, diharapakan bisa mewujudkan sinergi antara wisata dan konservasi.


Pengelola membantah alasan kenapa tiket Borobudur naik demi tujuan komersil. Contohnya, mereka memberi akses khusus bagi pelajar dengan tarif terjangkau senilai Rp 5 ribu per siswa untuk naik ke atas candi.

"Sebagai wujud keberpihakan kita pada dunia pendidikan, maka untuk pelajar hanya ditetapkan Rp5 ribu. Inilah jawaban kenapa kok mahal, seolah-olah jadi komersial. Tidak, bukan komersial, alasannya beda-beda. Oleh karenanya untuk pelajar hanya Rp5 ribu," kata Edy.


3. Stimulasi untuk warga lokal

 Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dengan naiknya harga tiket ke bangunan candi, maka wisatawan akan berwisata di kawasan candi sehingga pelaku UMKM akan mendapat efek positifnya.


Ia berharap, dengan menyebarnya wisatawan di sekitar candi, maka perekonomian warga lokal juga mulai bangkit. Tak berhenti sampai di situ, pemerintah juga berupaya menciptakan lapangan kerja baru bagi warga lokal sebagai pemandu wisata.


"Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide warga lokal di sekitar kawasan Borobudur, ini dilakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini," jelas Luhut.


Itulah 3 alasan kenapa tiket Borobudur naik. Semoga informasi ini bermanfaat.



 



Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan