Jurnalis-Pakar Adat yang Hilang di Amazon Tewas Ditembak

 





Rio de Janeiro - Kasus hilangnya seorang jurnalis Inggris Dom Phillips dan pakar adat Brasil Bruno Pereira di Hutan Amazon sekitar dua minggu lalu memicu kecaman internasional. Terbaru, polisi Brasil menyebut keduanya tewas karena menjadi korban penembakan.


Dilansir dari AFP, Minggu (19/6/2022), sehari setelah penyelidik mengidentifikasi sisa-sisa yang ditemukan terkubur di bagian terpencil Amazon seperti yang ditemukan di Phillips, pejabat polisi setempat mengatakan bahwa sisa-sisa kedua adalah milik Pereira.


Pihak berwenang mengatakan kedua pria itu adalah korban penembakan. Phillips terkena satu tembakan di dada, sedangkan Pereira dengan tiga tembakan, satu di kepala--dengan amunisi yang biasanya digunakan untuk berburu. Pereira, seorang pembela hak-hak pribumi disebut telah menerima beberapa ancaman pembunuhan.


Kedua pria itu hilang pada 5 Juni di bagian terpencil hutan hujan yang penuh dengan penambangan ilegal, penangkapan ikan dan penebangan, serta perdagangan narkoba.


Sepuluh hari kemudian, seorang tersangka membawa polisi ke sebuah tempat dekat kota Atalaia do Norte di negara bagian Amazon barat, di mana dia mengatakan telah menguburkan mayat. Segera setelah itu, saudara laki-laki tersangka juga ditahan.


Pada Sabtu (18/6), polisi mengatakan seorang tersangka tambahan dalam kasus tersebut yakni Jefferson da Silva Lima, juga dikenal sebagai 'Pelado da Dinha'. Ia telah menyerahkan diri ke kantor polisi di Atalaia do Norte.


Komisaris Alex Perez Timoteo mengatakan kepada situs berita G1 bahwa bukti dan kesaksian yang dikumpulkan sejauh ini menunjukkan bahwa tersangka berada di TKP dan secara aktif berpartisipasi dalam pembunuhan ganda yang terjadi.


Pada Jumat lalu, polisi meyakini para pelaku telah bertindak sendiri, tanpa ada aktor intelektual atau organisasi kriminal di balik kejahatan itu.


Aktivis menyalahkan pembunuhan itu pada Presiden Brasil, Jair Bolsonaro karena membiarkan eksploitasi komersial Amazon dengan mengorbankan lingkungan dan hukum dan ketertiban. Sementara itu, Bolsonaro berusaha menyalahkan orang-orang itu sendiri karena melakukan perjalanan 'sembrono' di daerah di mana Phillips tidak disukai.







Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan