Sisi Gelap Citayem Fashion Week Sehingga Banyak Dikecam Masyarakat




Aktual Indonesia - Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) masih terus berhembus dan viral di kalangan publik. Tak hanya dari remaja-remaja asal kelompok Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok (SCBD) saja, tapi dari daerah lain juga datang ke Citayam Fashion Week.

Namun, siapa sangka ternyata Citayam Fashion Week yang viral dan fenomenal itu ternyata memiliki sisi gelap di baliknya. Beberapa sisi gelap dari Citayam Fashion Week diungkapkan oleh salah satu model jalanan yang tengah disorot bernama Ale dan model Vintha Devina Top 3 Indonesia's Next Top Model dalam video podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier

.

Dikatakan oleh Vintha bahwa remaja-remaja yang datang ke kawasan sekitar Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta untuk ke Citayam Fashion Week banyak yang datang dan berasal dari kalangan kurang mampu. 

Menurut Vintha Devina yang turut datang untuk mewawancarai remaja-remaja di kawasan Citayam Fashion Week, ia mengungkapkan apa saja sisi gelap dari fenomena tersebut.

“Nah yang kemarin aku datengin ini dia itu gak punya Bapak, justru kalo aku tanyain kalian mau dapet beasiswa ga? “Mau”,” ujar Vintha Devina. 

“Banyak banget dari mereka yang putus sekolah loh om Ded,” sambungnya. 

Sementara menurut Ale yang juga pernah mewawancarai remaja-remaja SCBD tersebut, bahkan mereka ada yang datang untuk mencari uang dengan menjadi objek konten demi mendapatkan uang. 

“Biasanya suka ada yang ngajak ngonten terus dikasih duit,” kata Ale. 

Di balik fenomena fashion yang viral tersebut, ternyata remaja-remaja SCBD itu berasal dari anak-anak yang kurang mampu. Bahkan menurut Vintha, remaja-remaja tersebut juga sempat direndahkan dan dihina karena penampilan mereka yang kucel dan warna kulit gelapnya yang dianggap seperti orang yang tidak mandi. 

“Banyak orang nyinyirin mereka, yang paling sedih itu ada yang bilang ‘minimal mandi lah’,” kata Vintha kepada Deddy Corbuzier.

Bahkan, ternyata banyak dari mereka yang juga tidak memiliki media sosial untuk menunjukkan penampilan mereka kepada publik. Padahal media sosial sendiri menjadi wadah mereka untuk lebih memperkenalkannya lagi kepada publik. Hal itu kembali lagi pada persoalan bahwa para remaja tersebut berasal dari orang-orang yang kurang mampu secara finansial.

“Mereka sendiri untuk megembangkan diri mereka agak susah nih. Karena modalnya bener-bener se-zero itu,” katanya lagi. 

Ada juga yang menghina gaya fashion mereka karena dianggap aneh, norak dan lain sebagainya. Padahal menurut Vintha fashion merupakan sebuah seni yang tidak dibatasi dan remaja-remaja Citayam Fashion Week tersebut mau untuk membuat style mereka sendiri dengan uang yang mereka miliki. 

“Harus di note lagi nih om Ded, mereka dari orang susah, mereka mau loh spend money mereka untuk styling there flows.”

“Fashion itu juga karya seni loh om Ded sama kaya lukisan, nyanyian, film. Sama industri kreatif, jadi kenapa harus membatasi baju tuh harus seperti apa,” lanjutnya Vintha. 

Ale sendiri yang saat ini menjadi model jalanan di Citayam Fashion Week sempat merasakan hal tersebut dan gaya fashionnya dianggap aneh karena terlalu nyentrik dan berbeda. 

Dalam dunia fashion sendiri tidak ada pakaian yang benar dan salah, karena itu semua adalah fashion. 

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan